Halaman

Kamis, 13 Februari 2014

Kota Jambi Mulai Diselimuti Kabut Asap

Rental Mobil Jambi - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan mulai menyelimuti Kota Jambi sejak kemarin pagi (10/2). Kabut asap itu mengganggu masyarakat Jambi. Warga yang melakukan aktivitas di pagi hari mulai berkurang karena mereka enggan menghirup udara pagi yang bercampur asap kebakaran lahan dan hutan.

"Biasanya pagi hari banyak orang beraktivitas termasuk berolahraga. Namun, sejak ada kabut asap jadi sepi," ujar Murni, pedagan yang berjualan di halaman Gedung KONI Jambi.


Menurutnya, setiap pagi di halaman gedung tersebut penuh orang berolahraga. Namun, sejak ada kabut asap, warga yang berolahraga pun tidak ada.
Kabut asap tersebut diduga berasal dari Provinsi Riau yang berjarak sekitar 180 km dari Kota Jambi.

Kepala Seksi Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Dinas Kehutanan Jambi Sucipto menerangkan jumlah titik panas di Provinsi Jambi sejak awal Februari sekitar 26 titik. Daerah terbanyak berada di Kabupaten Tebo yang relatif jauh dari Kota Jambi. "Bahkan dalam dua hari terakhir ini, berdasarkan laporan satelit NOAA (North Ocenis ASEAN Atmospheric) tidak terdeteksi sama sekali adanya titik panas," ujarnya.

Untuk itu, selanjutnya asap tersebut diyakini berasal dari Riau. Pada bagian lain, Polda Riau mulai menyelidiki kebakaran hutan maupun lahan milik perorangan dan konsesi hutan tanaman industri milik perusahaan di Kabupaten Pelalawan. Penyelidikan itu terkait adanya kasus pembakaran hutan di wilayah itu.

Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntus Aryo Tejo menjelaskan lokasi penyelidikan berada di Kecamatan Teluk Meranti. "Lokasi pertama yaitu lahan seluas 1 hektare dekat dengan konsesi PT Selaras Abadi Urama di Teluk Meranti yang terbakar 4 Februari lalu. Kami masih menyelidiki siapa pemiliknya," ujarnya.
Dua lokasi lainnya dalam penyelidikan yaitu lahan masyarakat suku Bedagu di Desa Tambak Kecamatan Langgam seluas 0,25 ha dan lahan sawit milik warga berinisial Hn seluas 20 ha di desa yang sama.


Sumber Media Indonesia, 11 Februari 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar